Pages

Selamat datang di blog Sunda Kecil, temukan berbagai data arkeologi, budaya lokal, serta spesifikasi Geografis di situs ini

Pura Dalem Segara Madhu




Koordinat : S 08 06 21,6 E 115 09 38,7 
Ketinggian (dpal) : 162,5 meter dpl
Objek (bcb) : Pura
Masa : Klasik
Tanda alami : Dipinggir jalan raya Jagaraga
Lahan : Pekarangan
Pemilik lahan : Masyarakat desa
Pemilik objek : Masyarakat desa
Pengelola : Masyarakat desa
Kondisi : Kurang terawat
Pemanfaatan sekarang : Sebagai tempat sembahyang dan berdoa
Lokasi Administrasi : Desa Pakraman Jagaraga, Kec. Sawan, Kabupaten
Buleleng

Deskripsi

Secara keruangan, pura ini terbagi atas 3 halaman. Halaman I, merupakan halaman depan yaitu halaman yang berbatasan langsung dengan jalan desa. Halaman II, merupakan halaman tengah. Pada halaman ini terdapat dua bangunan, yaitu di sebelah kanan dan sebelah kiri. Bangunan sebelah kiri dilengkapi dengan tempat memasak. Sedangkan bangunan sebelah kanan kososng. Halaman III, merupakan halaman inti dan paling sakral. Sebelah kanan ada dua bangunan, yaitu sebelah barat merupakan Balai Pegat dan bangunan sebelah timur. Sebelah kiri terdapat sebuah bangunan.

Pura Jagaraga diperkirakan dibangun pada tahun 1181 Masehi oleh Raja Sri Aji Jayaraga. Pada tahun 1948-1949 sempat dibumihanguskan Belanda sehingga semua bangunan runtuh. Pada tahun 1865 M dibangun (renovasi) pertama bangunan pura seperti yang terlihat sekarang. Pura ini merupakan gabungan antara pura Prajapati dan Pura Dalem karena masih diperbolehkan (Siwa dan Durga masih satu keluarga) sehingga dibuat menyatu.

Kondisi yang sekarang, Pura dibagi menjadi dua halaman, halaman pertama yaitu jaba tengah dengan gapura kurung di depannya. Halaman ini terdiri atas dua bangunan yaitu Bale Paruman dan Bale Gong. Halaman paling dalam yaitu Jeroan yang terdiri atas banguan Bale pegat, Bale Pelig, Gedong Dalem, Padmasana, Gedong Prajapati, Sapta petala dan Bale Piasan.

Relief yang paling menonjol memperlihatkan bentuk rangda dan muka rangda di setiap sisi gapura dan bangunan di gedong. Relief ini menunjukkan bahwa pemujaan terhadap Dewi Durga (prajapati) lebiih ditonjolkan dibandingkan lainnya.Pada bagian depan gapura depan terdapat juga arca men brayut dan pan brayut yang menyimbulkan kesuburan. Lebih menarik lagi relif pada dinding penyengker (pagar) depan yang memperlihatkan relief colonial dan tradisi yang sangat menyatu. Bentuk-bentuk reliefnya antara lain: relief mobil yang dinaiki oleh muka orang Belanda, relief wayang, relief memancing, relief bermain layangan, dll.

0 komentar:

Posting Komentar