Perajin Tenun Ketut Landri
Objek : Pengrajin Tenun Cakcak
Katagori : Budaya Lokal
Koordinat : E115 17 11,6 S08 07 34,7
Ketinggian : 380 mdpl
Lingkungan alam : Perbukitan
Bentang Lahan : Permukiman
Cara Tempuh : kendaraan roda 4, jalan naik
Pemanfaatan : Dijual sebagai produk home industry
Lokasi asministrasi : Desa Pakraman Sembiran, Kec. Tejakula
Deskripsi :
Ketut Landri saat sekarang merupakan satu-satunya yang masih bertahan. Pembinaan untuk menghidupkan kembali tenun cagcag di kalangan generasi muda tetapi gagal karena lebih banyak yang bekerja di luar daerah terutama Denpasar. Penyebabnya adalah hasil yang didapat dari menenun sangat kecil dan tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan. Sebagai perbandingan, selendang dengan harga Rp. 200.000,- diselesaikan dalam waktu 1 minggu. Untuk itu diusulkan adanya regenerasi agar budaya menenun di daerah ini tidak hilang dan punah.
Kerajinan tenun yang ada di kawasan ini sering disebut dengan istilah tenun cak-cak. Penyebutan dengan istilah ini berkaitan erat engan bunyi alat yang dipakai untuk menenun kain. Alat tenun tersebut pada saat dipakai berbunyi cak-cak. Bahan dasar yang dipakai untuk menenun diperoleh dengan cara membeli di pasar. Pada umumnya bahan dasar untuk menenun dibuat dari kapas yang diproduksi di Bali sendiri. Terkait dengan pewarnaan tenun dibuat dari bahan dasar sesuai dengan warnanya. Misalnya: warna kuning berasal dari bahan kunyit, sedangkan warna merah dibuat dari bahan kunyit yang dicampur dengan kapur. Zaman dahulu pewarnaan masih menggunakan pewarna alam sebagai contoh warna kuning berasal dari kunyit dan warna merah berasal dari kunyit ditambah dengan kapur sirih (pamor) tetapi sekarang telah menggunakan pewarna pabrik (kain) yang dapat dibeli di toko-toko. Warna kain sembiran yang popular yaitu hitam, merah, dan kuning.
Untuk satu kain selendang dapat diselesaika antara 7 hari hingga 12 hari, sedangkan untuk kain yang lebar, tinggal menyambung dua selendang dengan variasi yang sesuai dengan selera. Pemakaian kain ini pada saat galungan dan kuningan sehingga sebagian besar mereka akan menggunakan pakaian tradisional untuk laki-laki menggunakan kain diselempangkan dan menggunakan endek di bawahnya, sedangkan perempuan mengalungkan kain yang kecil dan menggunakan endek bagian bawahnya.
0 komentar:
Posting Komentar