Pages

Selamat datang di blog Sunda Kecil, temukan berbagai data arkeologi, budaya lokal, serta spesifikasi Geografis di situs ini

Kolam Renang Air Sanih




Koordinat :   E115 13 01,6 S08 04 39,6
Ketinggian :  5 meter dari permukaaan laut
Objek :  Kolam renang
Lingkungan sekitar :  Pantai dan pemukiman
Bentang lahan :  Pedataran
Pemanfaan sekarang :  sebagai kolam renang dan wisata
Aksesbilitas/jangkauan : Roda 4 dan roda 2
Pengelolaan : Pemerintah Daerah Tk II
Pemilik objek/kawasan : Pemda Tk II
Pengelola : Pemda Tk II
Keterawatan : Terawat cukup baik
Fasilitas : lengkap 
Administrasi : kecamata Kubutambahan, Desa Bukti 

Deskripsi

Yeh Sanih merupakan mata air yang sekarang difungsikan sebagai kolam pemandian dan merupakan objek wisata. Lokasi kolam sangat berdekatan dengan laut. Keberadaan Air/Yeh Sanih sudah disebut pada prasasti Julah terkait dengan bangunan suci yang ada di desa tersebut Jarak antara pantai dengan sumber mata air sekitar 100 meter. Air dari pembendungan ini kemudian dialirkan ke beberapa kolam. Dua kolam di antaranya dijadikan pemandian. Sementara beberapa kolam lain yang ukurannya lebih kecil dari 2 kolam di atas dijadikan sebagai tempat untuk memelihara ikan. Air kolam tempat memelihara ikan ini berasal dari limpahan dari 2 kolam yang difungsikan sebagai kolam pemandian.

Air Sanih merupakan sebuah kolam pemandian yang sudah diperbaiki atau direnovasi di beberapa tempat sehingga terlihat tertata dengan rapi. Ada 2 kolam utama, satu untuk anak-anak dengan kedalaman sekitar 50 cm dan kolam besar untuk umum dengan kedalaman sekitar 100 cm, dan beberapa taman yang dapat digunakan untuk bersantai sekeluarga dengan menggelar tikar. Tanah yang dijadikan objek tersebut keseluruhan memiliki luas 64 are.

Biaya yang harus dikeluarkan (karcis) sebesar Rp5000,- untuk dewasa, dan Rp3000 untuk anak-anak. Kolam pemandian tersebut sekarang dikelola oleh Desa Adat Pekraman Yeh Sanih dengan sistem menyewa kepada pemerintah per 10 tahun. Pada masa sebelumnya dikelola oleh pribadi yaitu Surya Mataram tetapi setelah tahun 2000 diambil alih oleh desa adat. Keuntungan yang diperoleh desa adat tersebut digunakan untuk renovasi beberapa lokasi objek, pembangunan jalan kampong, pembangunan pura, dan subsidi upacara adat.

Puncak keramaian pengunjung biasanya berlangsung pada hari liburan, galungan, tahun baru, dan libur sekolah. Selain untuk keperluan berenang atau mandi biasa, pada hari-hari tertentu ada kegiatan ritual keagamaan terutama setiap galungan serta untuk keperluan mendapatkan tirtha, ritual dilakukan di pura yang terletak di pojok atau sudut areal.

0 komentar:

Posting Komentar